Dzikir Setelah Shalat Fardhu (Wajib)

Doa & Wirid Quran Sunnah - Ust

Kembali

BUKU DO’A DAN WIRID DARI AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH

Dari http://Ibnuaq.wordpress.com

Dikutip dari buku Do’a dan Wirid + Mengobati Guna-Guna dan Sihir menurut al-Qur’an dan as-Sunnah, oleh: Ust. Yazid bin Abdul Qodir Jawas. Penerbit Pustaka Imam Syafi’i.

Sangat disarankan untuk memiliki buku ini karena isinya sangat lengkap dimana kebutuhan kita sebagai umat Nabi Muhammad – Shollalloohu ‘alayhi wasallam – untuk berdoa dan berdzikir dapat terpenuhi di buku ini. Yang paling penting adalah, isinya diambil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, insya’ Allah berdasarkan dalil-dalil Hadits yang shohih.

Penulis (Ibnu AQ) mencoba menambahkan transliterasi dalam tulisan latin agar para pembaca yang belum bisa atau kurang lancar membaca dalam tulisan arab dapat segera membacanya. Bisa jadi ada perbedaan antara keduanya, maka yang terbaik adalah segera belajar membaca dalam tulisan arab / huruf hijaiyah sehingga dapat membacanya dengan benar.

Berikut adalah bacaan do’a dan dzikir yang dibaca setelah sholat fardhu / 5 waktu (yaitu setelah salam). Dibaca dengan sirr (suara sekedar terdengar sendiri) dan dibaca sendiri-sendiri, tidak berjama’ah.

(1) Membaca:

1 Astaghfirullah

– ASTAGHFIRULLOOH (3x)

(artinya: Aku mohon ampun kepada Allah)

2 Allaahumma antas salaam

– ALLOHUMMA ANTAS-SALAAM, WA MINKAS-SALAAM, TABAAROKTA YAA DZAL-JALAALI WAL-IKROOM

(artinya: Ya Allah, Engkaulah Maha Sejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan, Mahasuci Engkau, wahai Rabb Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).


(2) Membaca:

3a Laa ilaha Illallaahu wahdahu

3b Wahuwa ala kulli syai-in qodir

– LAA ILAAHA ILLALLOOH WAKHDAHU LAA SYARIIKA-LAH, LAHUL-MULKU WA-LAHUL HAMDU, WA-HUWA ‘ALAA KULLI SYAY-IN QODIIR

(artinya: Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)

3c Allaahumma Laa Mani-a

3d Walaa yanfau

– ALLOOHUMMA LAA MAANI’A LIMAA A’THOYTA, WALAA MU’TIYA LIMAA MANA’TA, WALAA YANFA’U DZAL-JADDI MINKAL-JADDU

(Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau beri dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa) Mu).


(3) Membaca:

3a Laa ilaha Illallaahu wahdahu

3b Wahuwa ala kulli syai-in qodir

– LAA ILAAHA ILLALLOOH WAKHDAHU LAA SYARIIKA-LAH, LAHUL-MULKU WA-LAHUL HAMDU, WA-HUWA ‘ALAA KULLI SYAY-IN QODIIR

(artinya: Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)

4c Laa hawla walaa quwwata illa Billah

4d Lahunnikmatu

4e Laa ilaha llaallaahu Mukhlisiina Lahuddiina

– LAA HAWLA WALAA QUW WATA ILLAA BILLAAH. LAA ILAAHA ILLALLOOHU, WA-LAA NA’BUDU ILLAA IYYAAH, LAHUN-NI’MATU WALAHUL-FADH-LU WALAHUS-TSANAA’UL HASAN, LAA ILAAHA ILLALLOOHU MUKHLISHIINNA LAHUD-DIINA WA-LAW KARIHAL KAAFIRUUN

(artinya: Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujian yang baik. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya).


(4) Khusus untuk Shubuh dan Maghrib ditambah dzikir ini:

5a Laa ilaha Illaallaahu Wahdahu

5b Yuhyi wa yumiitu

– LAA ILAAHA ILLALLOOH WAKHDAHU LAA SYARIIKA-LAH, LAHUL-MULKU WA-LAHUL HAMDU, YUHYII WA YUMIITU WA-HUWA ‘ALAA KULLI SYAY-IN QODIIR (10x)

(artinya: Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu).


(5) Membaca:

6 Allahumma ainii ala dzikrika

– ALLOHUMMAA A’INNII ‘ALAA DZIK-RIKA, WA SYUK-RIKA, WA KHUSNI ‘IBAADATIK

(artinya: Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikirt kepada Mu, bersyukur kepada Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.)


(6) Membaca:

7a Subhanallaah

– SUB-HAANALLOOH (33x) (artinya: Maha Suci Allah)

7b Alhamdulillaah

– AL-HAMDULILLAAH (33x) (artinya: Segala puji bagi Allah)

7c AllahuAkbar

– ALLOOHU AKBAR (33x) (artinya: Allah Maha Besar)


3a Laa ilaha Illallaahu wahdahu

3b Wahuwa ala kulli syai-in qodir

– LAA ILAAHA ILLALLOOHU WAKH-DAHU LAA SYARIIKA-LAH, LAHUL-MULKU WA-LAHUL KHAMDU, WA-HUWA ‘ALAA KULLI SYAY-IN QODIIR (1x)

(artinya: Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)


(7) Membaca:

– Surat AL-IKHLAS (QUL HUWALLOOHU AHAD ….dst),

– Surat AL-FALAQ (QUL A’UUDZUBIROBBIL FALAQ….. dst),

– Surat AN-NAAS (QUL A’UUDZUBIROBBIN-NAAS …..dst)


(8) Membaca:

Ayat Kursi (ALLOOHU LAA ILAAHA ILLAA HUWAL- HAYYUL QOYYUMdst)

(9) Selesai sholat Shubuh membaca:

8 Allaahumma inniy as aluka ilmaan nafian

ALLOOHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN WA RIZQON THOYYIBAN WA ‘AMALAN MUTAQOBBALAN

(artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amal yang diterima).

Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishshowab.

Dari http://Ibnuaq.wordpress.com

Info: Dzikir tersebut di atas setidaknya dibaca yang butir 1,  sisanya boleh dibaca sebagian atau keseluruhan tanpa diatur urut-urutannya. Wallahu a’lam.

Keterangan dalil:

(1) Hadits Riwayat Muslim No.591, Ahmad V/275, 279, Abu Dawud No.1513, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah No.737, ad-Darimi I/311 dan Ibnu Majah No.928.

(2) HR. Al-Bukhari No.844 dan Muslim No.593, Abu Dawud No.1505, Ahmad IV/245, 247, 250, 254, 255, Ibnu Khuzaimah No.742 dan an-Nasa-i III/59, 60

(3) Hadits Riwayat Muslim No.594, Ahmad IV/4, 5, Abu Dawud No. 1506, 1507, An-Nasa-i III/59, Ibnu Khuzaimah No.740, 741

(4) Hadits Riwayat Ahmad IV/227, at-Tirmidzi No.3474

(5) Hadits Riwayat Abu Dawud No.1522, an-Nasa-i III/53, Ahmad V/245 dan al-Hakim (I/273 dan III/273)

(6) Hadits Riwayat Muslim No. 597, Ahmad II/371, 483, Ibnu Khuzaimah No.750, dan al-Baihaqi II/187

(7) Hadits Riwayat Abu Dawud No.1523, an-Nasa-I III/68, Ibnu Khuzaimah No. 755 dan Hakim I/253. Lihat shohih at-Tirmidzi No.II/8

(8) Hadits Riwayat an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah No.100 dan Ibnus Sunni No.124, dishohihkan oleh Al-Bani

(9) Hadits Riwayat Ibnu Majah No.925, Shohih Ibni Majah I/152 No.753 dan Ibnus Sunni alam ‘Amalul Yaum wal Lailah

Tags: , , ,

2 Responses to “Dzikir Setelah Shalat Fardhu (Wajib)”

  1. abdurrahman Says:

    assalamu’alaikum
    akh, numpanx nanya nich…..
    gmana yach… klo ana lihat banyak banget dzikir yang harus ane baca setelah shalat, apa gak ada kerinaganannya ya????

    ana klo baca dzikir2 tsb mungkin lama akh,
    nanyak lg nich akh apabila di masjid tmpt ana shalat di adakan taklim ketika ba’da maghrib dan taklim telah dimulai, tapi ana belum selesai membaca dzikir2 tsb dan belum jg menunaikn shalat sunnah ba’diyah, nah dah gitu apa yang harus ana perbuat nich akh apa ane harus meninggalkan dzikir next shalat sunnah / nyelesaiin dulu dzikir next shalat sunnah next taklim????????

    apakah dzikir tsb berlaku bagi setiap habis shalat 5 waktu?

    Syukrooon

    Wassalamu’alaikum

  2. darulilmicibubur Says:

    Wa’alaykumussalaam Warokhmatullaahi Wabarokaatuh.

    Yang antum dapat jadikan pegangan adalah bahwa kesemua dzikir yang dituliskan di situ adalah hadits-hadits tersebut tidak diriwayatkan oleh orang yang sama. Artinya, si A mendengar demikian, si B mendengar lain lagi. Dengan demikian dapat ditafsirkan, dzikir ba’da sholat tersebut bukanlah suatu urutan dan harus dibaca semuanya, tetapi salah satu dibaca insya’ Allah sudah mencukupi.

    Dalam sebuah kajian bersama ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat di Pasar Minggu, beliau pernah mengatakan buku do’a yang terbaik ditulis saat ini adalah buku tersebut (yang disusun oleh Ust. Yazid). Beliau juga mengatakan bahwa bacaan yang ‘kesatu’ di atas yaitu Astaghfirullah 3 x dan selanjutnya itu – telah mencukupi. Bila ada waktu bisa membaca lebih misalnya yang
    Subhaanallah, Alhamdulillaah, Allaahu Akbar masing-masing 33x
    dan ditutup dengan LAA ILAAHA ILLALLOOHU WAKH-DAHU LAA SYARIIKA-LAH, LAHUL-MULKU WA-LAHUL KHAMDU, WA-HUWA ‘ALAA KULLI SYAY-IN QODIIR (1x)

    atau semuanya dibaca insya’ Allah lebih baik karena bacaannya toh dicontohkan oleh Rasulullah Shollallaahu ‘alayhi wasallam.

    Untuk pertanyaan kedua insya Allah sudah terjawab, yaitu dzikir disesuaikan dengan waktu yang tersedia saja.

    Untuk sholat ba’diyah tidak dipersyaratkan harus langsung setelah shalat fardhu. Bahkan dalam sebuah hadits Rasulullah Shollallaahu ‘alayhi wasallam bersabda:
    “Janganlah menyambung satu shalat dengan shalat yang lain, sebelum berbicara atau keluar.” (HR Muslim No.883). Konteksnya Hadits tersebut adalah ketika sholat Jum’at, tetapi sebagian ahli ilmu berpendapat itu untuk semua sholat wajib.

    Jadi jika memang setelah ta’lim tersedia waktu untuk sholat ba’diyah maka kerjakan setelahnya, tetapi bila tidak tersedia waktu karena ta’lilm langsung masuk Isya’ maka kerjakanlah segera setelah berdzikir yang singkat.

    Pertanyaan ketiga, dzikir tersebut untuk dibaca setelah shalat wajib 5 waktu dan ada tambahan bacaan untuk Shubuh/Maghrib.

    Allaahu ta’ala a’lam. Demikian, Barokallaahu fiik.

Leave a reply to abdurrahman Cancel reply